Karyawan Adukan Buminata ke Disnaker

MEDIA BANGGAI-Luwuk. PT. Buminata Cita Banggai Energi (BCBE) yang berlokasi di Kelurahan Hanga-Hanga Luwuk, seperti mendapat tamparan keras setelah dilaporan karyawannya ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Banggai, terkait minimnya kesejahteraan yang diberikan manajemen perusahaan kepada karyawannya selama mengabdi diperusahaan tersebut.
Dalam laporan tertulis itu, beberapa poin yang menjadi tuntutan karyawan yang selama ini masih jauh dari harapan mereka, diantaranya yaitu, upah lembur yang tidak jelas, tidak adanya jaminan serta keselamatan kerja diperusahan yang sangat memprihatinkan, serta minimnya gaji dan kesejateraan karyawan.
Direktur PT.Buminata Cita Banggai Energi, Putra Surya Kencana, yang di konfirmasi media ini, Selasa (4/9) kemarin, langsung menepis tudingan yang menyangkut masalah tidak adanya kesejahteraan yang diberikan perusahaan pada karyawan. “Kesejahteraan yang bagaimana lagi yang belum di penuhi perusahaan ini. Semuannya sudah sesuai mekanisme. Bagi mereka yang mengeluh tentang minim kesejahteraan, haruslah mengahadap ke saya, agar kita sama-sama bisa memikirkankan bagaimana solusinya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, PT. Buminata Cita Banggai Energi, merupakan perusahaan listrik pertama di Indonesia, dan sudah beroperasi sejak lama di Kabupaten Banggai. Hingga kini perusahaan tersebut memberikan gaji kepada karyawannya rata-rata diatas Upah Minimum Provinsi (UMP), serta bonus untuk karyawan setiap bulannya seperti Umro ke tanah suci dan hadiah-hadiah lainya.
Tak hanya untuk karyawannya, perusahaan yang beroperasi sebagai penyuplai energi bertenaga mikrohidro untuk menambah tenaga listrik PT. PLN Cabang Luwuk, menurut Putra, pihaknya juga telah berupaya memberikan yang terbaik untuk warga, dengan membangun beberapa fasilitas pendidikan dan keagamaan seperti pesantrean dan sekolah/madrasah disekitar perusahaan yang kini telah dipergunakan.
Lebih jauh Putra mejelaskan, keluhan tidak adanya kesejahteraan tersebut hanya dilakukan segelintir karyawannya yang mencoba memprovokasi karyawan lain. “Saya sudah memanggil seluruh karyawan dan menanyakan langsung satu per satu. Ternyata, mereka yang ikut menandatangani surat laporan tersebut mengaku terprovokasi,” jelasnya.
Hingga kemarin Putra mengaku, ia didatangi satu per satu karyawanya yang terlibat dalam persoalan itu untuk meminta maaf. Ia juga telah memberikan arahan-arahan kepada mereka agar jika persoalan seperti itu terjadi lagi, sebaiknya dibicarakan dahulu dalam intern perusahaan, sebelum mengambil jalan pintas yang nantinya akan merugikan mereka sendiri. *roy