Bakar Ban Di Pintu Pelabuhan

*Kegiatan Buruh Terhenti


MEDIA BANGGAI-Luwuk. Kawasan Tanjungsari Kelurahan Karaton yang menjadi area Pelabuhan Luwuk menjadi penerima dampak, akibat polusi udara berupa debu yang terjadi menyusul kegiatan bongkar muat peti kemas dua perusahaan yakni PT Tanto Intim Lines dan PT Mentari Sejati Perkasa di lokasi tersebut. Kotornya udara tersebut, membuat warga bereaksi, dan Rabu pagi (17/10) kemarin, mereka melakukan aksi penutupan jalur dari pelabuhan tersebut dengan membakar ban bekas di pintu masuk pelabuhan. . Aksi penutupan jalur dari pelabuhan tersebut dipimpin Sardin Sidjong.

Ia menyatakan, warga di Tanjungsari selama ini menjadi penerima dampak terbesar akibat kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang menyebabkan kawasan halaman pelabuhan berdebu dan debu-debu tersebut beterbangan ke pemukiman warga tepat di depan pelabuhan.

Kondisi ini kata dia, membuat warga utamanya anak-anak sakit batuk, karena harus menghirup udara yang kotor. Karena itulah, Sardin meminta agar dua perusahaan peti kemas yakni PT Tanto dan PT Mentari bersama pihak Pelabuhan Luwuk, mencarikan solusi atas masalah tersebut. “Perusahaan harus bertanggungjawab atas dampak berupa polusi udara, jangan hanya keuntungan yang mereka peroleh dari kegiatan di area tersebut, sementara warga menjadi penerima abu,” teriak Sardin dengan lantang.

Aksi warga yang melakukan pembakaran ban bekas di depan pintu pelabuhan, membuat kegiatan buruh terhenti, karena kendaraan tronton pengangkut peti kemas tidak dapat melintas.

Awalnya para buruh belum bereaksi atas tindakan penutupan jalur tersebut. Mereka bahkan hanya menyaksikan aksi dari dalam halaman pelabuhan. Namun karena aksi sudah menyita banyak waktu mereka, dan para buruh mengaku terancam kehilangan penghasilan karena tidak melakukan kegiatan, sehingga merekapun mulai memperlihatkan ketidak setujuan atas penutupan jalan.

Sempat terjadi ketegangan antara buruh dan pendemo, karena buruh meminta agar jalur jalan dibuka. Suasana juga sempat memanas, karena Rachman, pejabat di Pelabuhan Luwuk, sempat melontarkan kata-kata provokator pada Sardin. Beruntung aparat kepolisian mampu meredakan ketegangan tersebut, dan kemudian mengarahkan perwakilan warga Tanjungsari dan perwakilan buruh bersama pihak pelabuhan serta perusahaan pengelola peti kemas, untuk berunding.

Perwakilan warga yang dipimpin Sardin bersama buruh dan perwakilan PT Tanto, PT Mentari serta pihak Pelabuhan Luwuk, akhirnya mengadakan pertemuan di ruang kerja Rachman.

Meski berlangsung tegang, karena adanya celetukan-celetukan tak sedap dari oknum tertentu, hingga tindakan pengusiran pada Sardin, namun pertemuan yang diawasi langsung aparat kepolisian dan kesatuan akhirnya, akhirnya menghasilkan kesepakatan, dan kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Luwuk dapat dilanjutkan Rabu siang kemarin.*iskandar