Yelni Limbalae, Tidak Minder Sekolah di SLB

Yelni Limbalae
BANGGAI RAYA- Bagi sebagian orang yang memiliki kondisi fisik dan jiwa yang normal, mungkin akan merasa minder bila harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun tidak bagi Yelni Limbalae, warga asal Dolom, Kecamatan Lobu, bersama tiga rekannya yang memiliki kondisi fisik dan jiwa yang normal, serta kini bersekolah di SMA SLBN Luwuk.

Selama ini, SLB memang identik dengan sekolah untuk anak-anak dengan kondisi fisik terbatas atau berkebutuhan khusus. Padahal, SLB juga melayani anak-anak yang butuh pelayanan khusus karena keterbatasan ekonomi atau faktor lain seperti korban bencana alam, meskipun mereka memiliki kondisi jiwa dan fisik yang normal. Faktor kebutuhan ekonomi itulah yang membuat Yelni dan tiga rekannya akhirnya bersekolah di SLBN Luwuk yang berlokasi di Kelurahan Kilongan, Kecamatan Luwuk Utara.

Dan bagi Yelni yang memiliki fisik normal, menjadi peserta didik di SLBN Luwuk tidak membuatnya minder atau malu. Dia merasa senang bisa bersekolah di lingkungan SLB, sebab selain bisa menyelesaikan pendidikan menengah atas, juga bisa sekaligus membantu teman-teman sekolah yang memiliki keterbatasan dan kekurangan fisik.

Yelni bersama tiga rekan siswa lainnya yang masih diberikan fisik yang normal, tapi tidak memiliki kemampuan ekonomi, kini melaksanakan pendidikan bersama dengan peserta didik yang berkebutuhan khusus untuk menimbah ilmu di Sekolah Luar Biasa Negeri Luwuk. Dengan kondisi ekonomi orangtua yang tidak memadai untuk membiayai sekolah, tak membuat Yelni dan tiga rekan lainnya malu, sebab mereka berharap mendapatkan legalitas pendidikan pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal itu disampaikan Yelni Limbalae kepada Banggai Raya saat dikonfirmasi, Selasa (5/12/2017) di ruang kelasnya, setelah selesai melaksanakan ujian semester ganjil untuk hari kedua.

“Saya senang bisa sekolah, walaupun harus disekolahkan di SLB. Iya, saya senang, karena bisa sekaligus berbagi dengan teman-teman yang lainnya,” ujar Yelni, Selasa (5/12/2017).

Yelni Limbalae dimasukan orangtuanya di SLBN Luwuk, sebab untuk usianya juga tidak memungkinkan untuk masuk ke sekolah umum, sebab sudah melebihi batas umur untuk usia siswa SMA.

Pada tanggal 24 Oktober 2017 lalu, Yelni Limbalae genap berusia 20 tahun. Ia lahir di Desa Dolom, Kecamatan Lobu. Untuk umur Yelni seperti itu, seharusnya sudah berada di bangku kuliah, tapi sampai sekarang ini, dia masih duduk di bangku kelas XII SMA SLBN Luwuk.

Selain itu juga, keterlambatannya menempuh pendidikan, karena orangtuanya tidak mampu lagi untuk menyekolahnya di sekolah umum.

“Saya lulus di SMP Kecamatan Lobu, begitu lulus SMP sudah tidak bisa lanjut lagi, karena orangtua saya sudah tidak mampu untuk membiayai sekolah saya. Karena saya anak bungsu dari sembilan bersaudara,” ucapnya.

Dia berharap, kalau lulus nanti dari SMA SLBN Luwuk, bisa melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Dia berkeinginan melanjutkan ke sekolah tinggi jurusan komputer. “Saya ingin mempelajari ilmu komputer,” tutur siswa SLBN Luwuk yang suka bermain alat musik keyboard ini. RUM