Harus Ada Pertanggung Jawaban Ke Publik

Terkait Penangkapan  BBM Ilegal oleh Polres Banggai 

MEDIA BANGGAI-Luwuk. Penangkapan terhadap ribuan liter BBM ilegal yang dilakukan oleh Polres Banggai patut diapresiasi. Hanya saja, Polres Banggai juga harus mempertanggung jawabkan ke publik soal BBM yang dista tersebut. Hal itu disampaikan ketua LSM Lingkar Ma’dani Suwiryo Haerani.

Menurutnya, apa yang dilakukan Polres Banggai yang menindak tegas terhadap BBM bersubsidi yang diduga kuat diselewengkan tersebut merupakan langkah maju. Namun yang kemudian menjadi tanda tanya publik adalah, BBM yang kemudian disita tersebut dikemanakan.

“Kami meminta pertanggung jawaban publik atas penyitaan BBM ini,” ujar mantan Polisi ini.

Dugaan penyelewengan BBM bersubsidi di Kabupaten Banggai cukup besar, yang memang butuh perhatian serius aparat kepolisian. Salah satu contoh kata Bu Rio sapaan akrabnya, PT Astima diduga kuat menggunakan BBM subsidi dalam setiap pengoperasiannya, mengingat kebutuhan BBM industri oleh perusahaan tersebut perharinya sebesar 20 ribu liter atau 20 ton. Sementara kata Rio, permintaan BBM oleh PT Astima itu perbulannya hanya sekitar 65 ribu liter atau 65 ton. Artinya sebut Rio, kebutuhan itu hanya mampu menanggulangi kebutuhan bahan bakar perusahaan selama 3 sampai 4 hari saja.

“Nah sisanya itu gunakan BBM dari mana kalau bukan BBM bersubsidi,”sebutnya.

Bu Rio menambahkan, dalam sebulan ditaksir ada sekitar 400 sampai 500 ton BBM, yang berasal dari BBM bersubsidi, atau terjadi kerugian nagara sebesar Rp. 1,4 miliar setiap bulannya atas dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi tersebut. Nah kata Bu Rio, potret ini bukan hanya terjadi di perusahaan itu saja, tapi juga perusahaan yang lain yang beroperasi di Kabupaten Banggai dipastikan melakukan hal yang sama.

“Makanya Polisi juga harus mampu mengendus modus-modus penyalahgunaan BBM dan mempertanggung jawabkannya ke publik terhadap BBM yang disita oleh kepolisian,”ungkapnya.

PT Astima yang coba dikonfirmasi lewat Melki Sakei lewat sambungan telepon mengaku tidak mengetahui persis soal penggunaan BBM di perusahaan tersebut.

“Saya minta maaf saya tidak tahu,”jawabnya lewat pesan singkat. Begitu juga saat dimintai kepada siapa yang harus dikonfirmasi? Melki juga menjawab hal yang sama, yaitu tidak mengetahui persis.

Sementara itu Dirut PT Astima Hence Wongkar yang juga coba dikonfirmasi lewat pesan singkat di dua nomor berbeda tidak memberikan jawaban.*yanto